Skip to main content

Film The Others: Bagi yang Takut Hantu


film+the+others+bagi+yang+takut+hantu

Ada pepatah harus tahu mati sebelum mati. Oleh sebagian kita pepatah ini jadi gurauan. Bagi Nicole Kidman film berfilosofi seperti ini mungkin membuatnya layak ikut berperan. Seorang artis tidak hanya cukup cantik tapi mampu memilih skenario film yang cerdas.

Film The Others berhasil mendapatkan tujuh penghargaan goya, penghargaan film nasional Spanyol. Dua diantaranya untuk film terbaik dan sutradara terbaik.  Film yang berbiaya 17 juta dolar dan menghasilkan 200 juta dolar ini disutradarai Alejandro Amenabar.

The Others berhasil membangun adegan misteri  roh yang baru saja meninggalkan raga. Roh masih punya kesadaran sebagai manusia. Tidak sadar kalau dia sudah gentayangan. Dia masih punya ketakutan, masih punya rasa memiliki dan sayang kepada keluarganya. Bahkan dia masih angkuh sebagai nyonya yang biasa punya pembantu.

Nicole Kidman sebagi Grace yang punya dua orang anak, Anne dan Nicholas,  begitu anggun dan percaya diri masih sebagai nyonya kaya yang bisa memperkerjakan pembantu. Charles suami grace sudah 1,5 tahun pergi perang melawan nazi. Maka ketika Bertha Mills, Tuttle, dan Lydia datang ke rumahnya, Grace memberikan intruksi layaknya kepada pembantu rumah tangga kepada ke tiga orang itu. Padahal Bertha Mills, Tuttle, dan lydia hendak menyampaikan sesuatu. Mereka harus menjaga kedua anak Grace dengan penyakit aneh  yakni tidak boleh kena cahaya kecuali cahaya lampu minyak. Semua tirai jendela harus selalu tertutup dan pintu-pintu harus selalu terkunci. 

Tapi Grace tetap cemas karena ternyata anak-anaknya sering melihat penampakan yang menyusup ke dalam rumah. Anak-anaknya menyebutnya hantu bahkan Anne berkomunikasi dengan salah satu di antaranya. Lalu kejadian-kejadian aneh terus menteror Grace. Ketika Grace mencari pendeta untuk mengusir hantu, Charles suami Grace pulang dengan kondisi linglung. Kemudian pergi lagi dengan alasan yang mengecewakan Grace. 

Saat itulah Grace mendapatkan semua jendela rumah besarnya tanpa tirai, dia menuduh ketiga pembantunya yang selama ini berulah karena ingin merebut rumahnya. 

Grace kemudian sadar kalau dia dan dua orang anaknya bukan lagi manusia. Bagi Grace kehidupan baru itu merupakan kesempatan kedua, setelah di kehidupan yang pertama dia yang mencelakai kedua anaknya.

Rasanya film ini berhasil membuat kejutan atau pemahaman baru, kalau di dunia tanpa raga ada yang tetap terbawa. Perasaan bersalah yang dulu dikesampingkan ternyata tak ikut hancur bersama tanah. Tapi benarkah ada kehidupan setelah mati seperti itu? Karena selama ini, dalam keyakinan kita, setelah mati hanyalah tinggal pertanggungjawaban. Tidak ada lagi perbaikan.

Kalau setelah mati tidak ada lagi perbaikan, kenapa kita masih doyan melakukan kesalahan? Mungkin kita lebih takut kepada hantu ketimbang kematian itu sendiri. Karena hantu terbukti berbeda penampakannya di setiap negara, bahkan di setiap pikiran manusia. Sedangkan kematian dimana-mana sama, begitu-begitu juga.     


Comments