Mesin itu akhirnya mau mengambil seluruh urusan manusia, membuat manusia nikmat hanya hidup di alam virtual komputer tanpa raga yang sesungguhnya. Penghancuran alam nyata menjadi target mesin dan tentu saja pemusnahan manusia. Kengerian itu dilawan sekelompok manusia sampai mereka putus asa dan mengharapkan adanya orang terpilih yang bisa menolong mereka.
Sampai disini logika kita sudah digiring untuk menikmati film trilogi itu tanpa protes kenapa manusia bisa melakukan tindakan ajaib seperti mujizat. Hingga kita bisa asik nonton film ini tanpa dibantah oleh logika kita sendiri. Semua instrumen yang ada dalam diri kita menjadi fokus terhibur.
Nonton film Trilogi ini memang harus sedikit paham bahasa komputer. Tidak heran kalau film ini awalnya hanya diinginkan menjadi trilogi oleh sang sutradara nya sendiri Wachoswsky bersaudara, Andy dan Larry. Tapi ketika film pertamanya di tahun 1999 sukses menghasilkan 171 juta dolar di Amerika dan 456 juta dolar di seluruh dunia baru kemudian dibuat lanjutannya, yaitu: The Matrix Reloaded dan the Matrix Revolution yang rillis di tahun yang sama 2003.
The Matrix sebuah gambaran metaverse yang mulai diributkan di tahun 2022 ini. Film susulannya the Matrix Resurrections yang dibuat 18 tahun kemudian, rillis di tahun 2021. Film matrix yang terakhir ini seakan menegaskan manusia bisa menikmati interaksinya dengan kehidupan tanpa kenyataan. Bahkan dia bisa tidak sadar kalau dirinya sudah tidak nyata lagi, tapi hidup di alam virtual komputer.
Keren Abah ulasannya jadi bikin pengen cepet ke XXI ...👍🤩
ReplyDelete