Film Jonh Carter: Perang Membuat Manusia Jadi Bodoh

Film ini berlatar belakang New York di tahun 1881. Kapten John Carter kaveleri pertama Virginia, pasukan Virginia Utara yang tidak mau berperang melawan indian apache. Dia lebih dicemoohkan karena penemuan emasnya dan sibuk melakukan petualangan. Tapi dari mulai buku hariannya cerita ini dimulai saat dia sudah menjadi kaya raya.

Ketika meninggal John Carter mewariskan semua kekayaan dan perusahaannya kepada keponakannya Ned atau Edgar Rice Burroughs. Edgar membaca buku harian pamannya. Kemudian kita baru tahu kalau planet Mars ternyata bernama Barsoom dan bumi dikenal sebagai Jasoom.

Planet Mars berwarna merah karena sedang sekarat. Bukan tidak ada air dan udara, tapi bangsa zodanga terus menerus berpindah-pindah dan memangsa isi planet. Hanya bangsa Helium yang berani melawan selama ribuan tahun.

Film ini sebenarnya punya tema yang berat karena berhubungan dengan pengantar pesan suci tuhan issus yang dimitoskan dengan sebutan Therns. Mahluk abadi yang menjaga semua planet agar tetap dalam ketentuan mereka. Therns mirip malaikat yang komplan ketika Tuhan mau menciptakan manusia sebagai pemimpin di bumi. Malaikat hapal kalau manusia suka menumpahkan darah. Therns juga ingin menjaga agar manusia tetap dengan nafsu seperti itu agar jangan menemukan ilmu pengetahuan yang dimiliki mereka untuk kebajikan. Mereka lebih suka memberikan kekuatan itu kepada sang angkara murka.

 

Therns juga ada yang ditempatkan di bumi dengan sebuah medali yang membuat mereka bisa berpindah dari planet satu ke planet lainnya. Karena sebuah insiden untuk membela diri John Carter membunuh salah seorang Therns lalu mendapatkan dirinya sudah ada di planet Barsoom.

Maka petualangan John Carter di Barsoom bukan lagi untuk membuktikan penemuan emasnya, tetapi menemukan kesejatiannya sebagai manusia. Peperangan yang memang sengaja dirancang mahluk Therns antara Zodanga dan semua bangsa di Barsoom jelas akan membuat manusia tetap bodoh dan tidak ada bedanya dengan hewan, sibuk saling memangsa. Mahluk Therns tidak mau manusia mendapatkan pengetahuan yang mereka kuasai. Bila manusia dalam keadaan damai, kecerdasan manusia bisa berkembang merebut pengetahuan mahluk Therns.

Dan membuktikan kalau manusia memang tidak hanya pandai menumpahkan darah.